5 Tips Menjadi Pemuda Akhir Zaman
Kilas Pemuda - Melihat kondisi serta realita negara ini yang banyak diberitakan di media mulai dari isu-isu sara sampai keterpurukan ekonomi Indonesia, sebagai seorang pemuda muslim yang notabene sebagai pelajar pasti ada diantara rekan muda yang bertanya dalam hati rekan muda, bagaimana sikap rekan muda menghadapi negara ini di zaman ini? Apakah ada tips menjadi pemuda akhir zaman?
Sebelum kami menjawab, patutlah kami berbangga dengan semangat dan motivasi yang rekan muda miliki, semoga Allah senantiasa menuntun pemuda-pemuda islam dengan rahmatNya menuju kepada keridhoanNya.
Berukut ulasanya...
Rasulullah bersabda yang artinya:
”Ilmu (agama) ini akan dibawa oleh orang-orang terpercaya dari setiap generasi. Mereka akan meluruskan penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, ta’wil orang-orang jahil, dan pemalsuan orang-orang bathil. Ilmu ini hanya layak disandang oleh orang-orang yang memiliki karakter dan sifat seperti itu” [lihat Al-Jaami’ li-Akhlaqir-Raawi wa Adabis-Saami’oleh Al-Khathib Al-Ba’dadi dan dinyatakan shahih oleh syaikh Albani].
Hadits diatas bisa menjadi lentera bagi para pemuda Islam, dalam membela dan memperjuangkan Islam, beberapa pelajaran penting yang bisa kita simpulkan dari hadits diatas:
1. Bahwa agama islam akan tegak sampai waktu yang dikehendaki oleh Allah SWT, dan diantara pilar tegaknya agama ini adalah pemuda-pemuda pilihan seperti rekan muda semua.
2. Generasi-generasi sebelum kita telah menorehkan nama mereka dengan tinta emas dalam mengemban tanggung jawab menjaga agama yang mulia ini, pada generasi ini tongkat estafet berpindah ke tangan kita, maka langkah pertama yang diambil adalah istisy’ar bil mas’uliyah (menanamkan rasa tanggung jawab di dalam dada) untuk memperjuangkan agama ini.
3. Hadits ini memberikan solusi bagi setiap generasi yang hendak berjalan diatas jalan yang agung ini, yaitu menapaki jalan ilmu, maka seorang pemuda islam harus membekali diri dengan ilmu syar’i yang mumpuni, sehingga ilmu tersebut akan memandunya ke jalan yang benar ketika memperjuangkan dan membela agama ini.
Ilmu yang paling berkah adalah ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, makanya Rasulullah berpesan kepada segenap kaum muslimin untuk berpegang dengan keduanya ketika fitnah datang menerjang, Rasulullah bersabda dalam Hadits Irbadh bin Sariyah:
"Sesungguhnya yang hidup setelahku sebagian diantara kalian, pasti akan melihat perselisihan yang sanagat banyak, maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnah ku dan sunnah para khulafaur Rosyidin Setelahku."
Maka kami menganjurkan kepada rekan muda untuk menapaki jalan yang mulia ini, yaitu jalan ilmu. Tuntutlah Ilmi ini dari para ulama dan asatidzah yang terpercaya dan mumpuni akan ilmunya, serta berada diatas manhaj yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
4. Kalimat ‘udul yang tertera dalam Hadits merupakan kalimat yang pendek namun memiliki makna yang sangat dalam bahkan mungkin sulit untuk ungkapkan dengan kata-kata, namun makna ringkasnya adalah "seseorang yang memiliki ilmu agama dan berhias dengan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala", maka hendaknya kita mengumpulkan antara 2 pilar pokok dalam mengemban tugas yang mulia ini, yaitu ilmu dan ketakwaan kepada Allah.
5. Kalimat ‘udul dalam Hadits ini adalah bentuk jamak, makna yang tersirat dari bentuk ini adalah perjuangan ini tidak bisa diemban oleh satu orang, namun sangat memerlukan banyak orang yang bekerjasama bahu membahu dalam berjuang dan berdakwah, jika para Nabi sebelum kita membutuhkan bantuan dari yang lain sebagaimana firman Allah tentang Nabi Dzulkarnain:
Artinya: maka dari kalian bantulah aku untuk membuat penghalang bagi ya’juj dan ma’juj.
Allah juga menasehati Nabi Muhammad:
Artinya :
Dan bersabarlah engkau (Muhammad) dengan orang-orang yang berdoa kepada tuhan mereka dengan ikhlas setiap pagi dan petang, dan jangan engkau Palingkan pandanganmu dari mereka demi untuk mendapatkan kenikmatan dunia.
Dua ayat inilah yang memerintah kita untuk hidup bersatu dan saling bekerjasama dalam kebaikan, maka nasehat kami kepada rekan muda, bergabung dan bekerjasamalah dengan komunitas-konunitas dakwah dalam menegakkan agama yang mulia ini.
Jadilah rekan muda sebagai muslim yang berilmu dan bertaqwa. Sebagaimana yang difatwakan oleh besar syafi’i; "pemuda yang sejati itu merupakan pemuda yang memiliki ilmu dan juga ketaqwaan". Jika pemuda tersebut tidak memiliki ilmu dan taqwa maka dia tidak dianggap sebagai seorang pemuda. Tuntulah ilmu yang benar bersumber dari Al quran dan As sunnah berdasarkan pemahaman salafus sholih.
Dan ilmu tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sebagai wujud amal rekan muda. Biasakan diri bersama denga orang-orang sholih dan shalehah. Jadilah rekan muda laksana para pemuda ash habul kahfi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Jadilah laksana nabi Ibrahim yang memperjuangkan agama Allah meskipun beliau dimusuhi oleh kaumnya.
Wallahu a’lam.
Berukut ulasanya...
Rasulullah bersabda yang artinya:
”Ilmu (agama) ini akan dibawa oleh orang-orang terpercaya dari setiap generasi. Mereka akan meluruskan penyimpangan orang-orang yang melampaui batas, ta’wil orang-orang jahil, dan pemalsuan orang-orang bathil. Ilmu ini hanya layak disandang oleh orang-orang yang memiliki karakter dan sifat seperti itu” [lihat Al-Jaami’ li-Akhlaqir-Raawi wa Adabis-Saami’oleh Al-Khathib Al-Ba’dadi dan dinyatakan shahih oleh syaikh Albani].
Hadits diatas bisa menjadi lentera bagi para pemuda Islam, dalam membela dan memperjuangkan Islam, beberapa pelajaran penting yang bisa kita simpulkan dari hadits diatas:
1. Bahwa agama islam akan tegak sampai waktu yang dikehendaki oleh Allah SWT, dan diantara pilar tegaknya agama ini adalah pemuda-pemuda pilihan seperti rekan muda semua.
2. Generasi-generasi sebelum kita telah menorehkan nama mereka dengan tinta emas dalam mengemban tanggung jawab menjaga agama yang mulia ini, pada generasi ini tongkat estafet berpindah ke tangan kita, maka langkah pertama yang diambil adalah istisy’ar bil mas’uliyah (menanamkan rasa tanggung jawab di dalam dada) untuk memperjuangkan agama ini.
3. Hadits ini memberikan solusi bagi setiap generasi yang hendak berjalan diatas jalan yang agung ini, yaitu menapaki jalan ilmu, maka seorang pemuda islam harus membekali diri dengan ilmu syar’i yang mumpuni, sehingga ilmu tersebut akan memandunya ke jalan yang benar ketika memperjuangkan dan membela agama ini.
Ilmu yang paling berkah adalah ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, makanya Rasulullah berpesan kepada segenap kaum muslimin untuk berpegang dengan keduanya ketika fitnah datang menerjang, Rasulullah bersabda dalam Hadits Irbadh bin Sariyah:
"Sesungguhnya yang hidup setelahku sebagian diantara kalian, pasti akan melihat perselisihan yang sanagat banyak, maka wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnah ku dan sunnah para khulafaur Rosyidin Setelahku."
Maka kami menganjurkan kepada rekan muda untuk menapaki jalan yang mulia ini, yaitu jalan ilmu. Tuntutlah Ilmi ini dari para ulama dan asatidzah yang terpercaya dan mumpuni akan ilmunya, serta berada diatas manhaj yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
4. Kalimat ‘udul yang tertera dalam Hadits merupakan kalimat yang pendek namun memiliki makna yang sangat dalam bahkan mungkin sulit untuk ungkapkan dengan kata-kata, namun makna ringkasnya adalah "seseorang yang memiliki ilmu agama dan berhias dengan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala", maka hendaknya kita mengumpulkan antara 2 pilar pokok dalam mengemban tugas yang mulia ini, yaitu ilmu dan ketakwaan kepada Allah.
5. Kalimat ‘udul dalam Hadits ini adalah bentuk jamak, makna yang tersirat dari bentuk ini adalah perjuangan ini tidak bisa diemban oleh satu orang, namun sangat memerlukan banyak orang yang bekerjasama bahu membahu dalam berjuang dan berdakwah, jika para Nabi sebelum kita membutuhkan bantuan dari yang lain sebagaimana firman Allah tentang Nabi Dzulkarnain:
Artinya: maka dari kalian bantulah aku untuk membuat penghalang bagi ya’juj dan ma’juj.
Allah juga menasehati Nabi Muhammad:
Artinya :
Dan bersabarlah engkau (Muhammad) dengan orang-orang yang berdoa kepada tuhan mereka dengan ikhlas setiap pagi dan petang, dan jangan engkau Palingkan pandanganmu dari mereka demi untuk mendapatkan kenikmatan dunia.
Dua ayat inilah yang memerintah kita untuk hidup bersatu dan saling bekerjasama dalam kebaikan, maka nasehat kami kepada rekan muda, bergabung dan bekerjasamalah dengan komunitas-konunitas dakwah dalam menegakkan agama yang mulia ini.
Jadilah rekan muda sebagai muslim yang berilmu dan bertaqwa. Sebagaimana yang difatwakan oleh besar syafi’i; "pemuda yang sejati itu merupakan pemuda yang memiliki ilmu dan juga ketaqwaan". Jika pemuda tersebut tidak memiliki ilmu dan taqwa maka dia tidak dianggap sebagai seorang pemuda. Tuntulah ilmu yang benar bersumber dari Al quran dan As sunnah berdasarkan pemahaman salafus sholih.
Dan ilmu tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sebagai wujud amal rekan muda. Biasakan diri bersama denga orang-orang sholih dan shalehah. Jadilah rekan muda laksana para pemuda ash habul kahfi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Jadilah laksana nabi Ibrahim yang memperjuangkan agama Allah meskipun beliau dimusuhi oleh kaumnya.
Wallahu a’lam.
Comments
Post a Comment